Sigapnews.com | Jakarta - Salah satu indikator pencapaian dari Operasi Mantap Brata dalam rangka pengamanan Pemilu di Tahun 2014 (Pilleg dan Pilpres) adalah terwujudnya ketertiban masyarakat. Ketika keamanan terganggu karena ketertiban masyarakat tidak dapat terwujud selama penyelenggaraan pemilu, maka kegiatan utama dalam rangka memilih anggota legislatif dan Presiden serta Wakil Presiden tidak akan terlaksana dengan baik. Saat ini kita telah memiliki anggota Legislatif, Presiden dan Wakil Presiden yang sudah dilantik pada tanggal 20 Oktober yang lalu. Hasil tersebut merupakan wujud dari peran serta masyarakat dalam menciptakan kondisi yang tertib, mentaati aturan - aturan dan memahami berbagai ketentuan perundang - undangan, disamping peran petugas penegak hukum dalam mengawasi dan menegakkan aturan. Walaupun tidak dapat kita pungkiri bahwa pelanggaran terhadap aturan masih saja terjadi, namun kodisi tersebut masih dapat dikendalikan.
Tertib itu harapan banyak orang dan sebagian besar orang menginginkannya. Sebuah kata yang singkat, namun upaya untuk mewujudkannya memerlukan upaya yang besar dari semua pihak. Banyak faktor yang dapat menjadi penentu terwujudnya ketertiban, antara lain adanya aturan yang jelas dan dapat dilaksanakan, adanya lembaga yang menegakkan aturan, masyarakat yang memahami bahwa aturan yang dibuat harus ditaati dan dijadikan budaya dalam kehidupan sehari - hari dan adanya sarana yang mendukung upaya untuk menciptakan ketertiban.
Sejenak kita menengok ke negara Jepang, sebuah negara industri maju di Asia Timur dan menjadi kiblat beberapa negara berkembang. Kemajuan yang dicapai oleh masyarakat Jepang adalah karena etos kerja warganya dan budaya tertib terhadap semua aturan. Apabila kita melihat secara langsung kehidupan masyarkat Jepang dalam kehidupan sehari - hari, ketaatan pada aturan seolah - olah menjadi "agama" mereka. Anak - anak, remaja, dewasa dan orang tua sekalipun selalu serius terhadap berbagai aturan yang ada dilingkungannya. Mulai dari tempat untuk membuang sampah, tempat untuk para perokok, parkir kendaraan, rambu - rambu lalu lintas dan banyak lagi aturan yang telah menjadi satu dengan denyut kehidupan masyarakat Jepang. Di jalan raya, tidak tampak banyak petugas kepolisian yang mengatur lalu lintas, karena masyarakatnya telah memahami benar aturan yang ada. Sementara sebagian masyarakat kita masih memerlukan pengawasan untuk menumbuhkan kesadaran berlalu lintas.
Semoga dari hari ke hari, kesadaran untuk mewujudkan masyarakat yang tertib akan terus tumbuh, sehingga penegakan hukum terhadap ketidaktertiban akan berkurang.(alf/Divhumaspolri)
0 comments:
Post a Comment