Sigapnews.com | Selatpanjang - Salah seorang warga Insit, Kecamatan Tebing Tinggi Barat, kabupaten Kepuluan Meranti, disiksa oleh majikanya di negara Malaysia. Kisah ini berawal ketika seorang yang bernama Junaidi alias Juned merayu Yuniza untuk bekerja di negara Jiran. Atas iming � iming gaji yang besar akhirnya keluarga dan Yuniza menyetujui untuk berkerja di Malaysia.
Orang tua Yuniza merasa percaya dengan Junaidi alias Juned karna ia adalah orang yang dikenal dengan keluarga Yuniza, makanya dari pihak keluarga mempercayainya. Sampai akhirnya anak saya jadi korbanya ungkap orang tua Juniza bapak M.Yunus.
kepada wartawan Sigapnews M.Yunus orang tua Yuniza menceritakan kronologisnya. �sore itu Juned datang ke rumah saya dengan dua temanya yang tidak dikenal bermaksud mengajak anak saya berkerja ke Malaysia. Juned merayu kita dan menyakinkan bahwa kerja disana (Malaysia-red) aman dan terjamin. Kerjanya senang dan gampang gajinya pun tinggi, kerjanya cuma mengasuh anak,kebetulan calon majikan Yuniza ini kawan dekat kita juga di Malaysia�, ungkap yunus menirukan bahasa Juned.
kemudian Juned dan istri datang kerumah kita lagi, sehingga membuat saya merasa yakin dan percaya,karna Junaidi orang yang saya kenal, lagi pula dia tinggal tak jauh dari rumah saya. saya pun tidak melarang kalau anak saya ingin bekerja di mana pun tempatnya,tuturnya.
Juned juga mengatakan bahwa segala administrasi mereka yang menyediakan, baik itu paspor, transportasi, dan segala di butuhkan untuk keberangkatan Yuniza. kita dari pihak keluarga tentu sangat senang kalau perkerjaan yang anak kita dapatkan bagus dan layak, terang M. Yunus kepada media sigapnews.com
menurut cerita M Yunus anakna cuma diantar Juned sampai ke Tanjung Balai dan anak saya dititipkan kepada salah seoarang yang bernama Neng. orang yang tidak dikenali anaknya jelas m, yunus.
Yuniza mejelaskan, �setelah dua hari pak Juned dan istrinya datang kerumah dan memberikan uang 1 juta rupiah. Pak Junet berjanji ingin mengantar saya sampai ke Malaysia, ternyata pak Junet berbohong. Pak Junet mengantar saya cuma di Tanjung balai Karimun, kemudian saya dititip dengan perempuan yang bernama Neng. saya menginap di rumah Neng dua hari. Neng juga berjanji ingin membawa saya ke kemalaysia, ujar Yuniza
Lanjut Ybiza, Neng menyerahkan saya kepada seorang laki-laki yang bernama Mansur. Setelah sampai di Malaysia Yuniza dititipkan ke kepada 2 orang yang diketahui bernama Wito dan Nan. Saya melihat Mansur dikasi uang oleh Wito dan Nan, kemudian datang dua orang laki - laki dan perampuan yang bernama Surti bersama Dedi. Saye dibawa lagi ke agen china. kedua orang itu (Wito dan Nan- red) diberi uang oleh agen China.
Sewaktu saya sudah berada di tangan agen China itulah awal saya menderita. Saya di siksa, berkerja selame dua hari. membabat rumput seluas mata memandang. Saya hanya diberi sarapan setelah itu tidak dikasih makan lagi sehingga bdan saya tidak berdaya dan jatuh sakit. Kemudian saya dibawa lagi dengan ke agen Melayu. Saat itu saya dipaksa untuk berbohong, supaya tidak memberitahu keadaan saya sedang sakit. Seterusnya saya dibawa ke Pahang oleh Neng.
Saat bersama Neng, saya ditampar dan tidak di beri makan minum, padahal saya lapar dan haus sekali. Saya coba mengatakan kepada Neng perut saya sakit, tapi Neng tidak peduli. kemudian saya minta di berhentikan disalah satu prah (bak), disitulah saya minum air prah atau bak. Selanjutnya saya di kenalkan dengan agen yang bernama Eka orang kulit hitam suku keling agama hindu di situ lah saya kerja selamanya.
Ditempat Eka itulah saya disiksa dan disuruh bekerja dikebun karet. seluruh karyuawan sebelumnya diberhentikan Eka dan saya sendiri yang mengerjakan kebun karet tersebut. Sewaktu saya sakit Eka berjanji mengantarkan saya pulang kampung tetapi dia berbohong. Selama bekerja ditempat Eka, saya tidak diberi makan hanya makan mie (megi). Saya tidak bisa berbuat apa � apa karena surat � surat (Pasport) dan HP saya dirampas.
�Majikan saya (Eka-red) berjanji membuatkan permit (izin tinggal) untuk saya supaya bisa bekerjasama selama disana. Majikan saya terus menyekap saya selama saya di Malaysia lebih kurang selama 2 tahun�, ungkap Yuniza
Dirumah Eka tempat saya bekerja saya tidak pernah mendapatkan upah atau gaji. saya cuma bermohon kepada majikan saya supaya dikirim duit ke orang tua saya. Tapi saya tak tahu ntah berapa jumlah upah saya. setiap saya tanya upah atau saye minta kirim ke orang tua saya selalu dimarah sama Eka.
Selama bekerja di tempat Eka saya tidak bisa keluar bahkan menghubungi orang tua pun tidak bisa. Sampai akhirnya Junaidi datang menjemput saya untuk pulang kampung. Tapi saya cuma di antar Junaidi sampai dpantai Kukup Malaysia, lalu saya pun berenang sampai ke tengah laut menuju Pompong (kapal kayu) menuju Batam. Selama menuju batam diatas pompong saya hanya minum air laut membuat badan saya tidak berdaya. sesampainya di btam saya dibuang ke pantai Batam yang tidak saya kenal tempat tersebut. Untung saya masih ingat Nomor HP yang diberi Juned dan saya dijemput oleh oang Juned di bawa ke Tanjung Balai Karimun.
Akhirnya saya di bawa sampai ke Selatpanjang. Sesampainya di Selatpanjang Junaidi pun menghilang. Selama di Malaysia saya diberi obat sehingga membuat wajah saya rusak dan seolah- olah muka saya seperti muka perampok (rusak), papar Yuniza.
Orang tua Yuniza M. Yunus tidak tinggal diam dan melapor kepada pihak berwajib setempat yaitu Polsek Tebing Tinggi Barat didampingi wartawan sigapnews Jamaludin. Ketika Jamaludin (wartawan sigapnews) meminta kbukti laporan ke Polsek Tebing Tinggi barat sempat terjadi adu mulut dengan pihak Polsek yang bernama Ipda Herman melarang untuk ke Polres. karena laporan tersebut ingin di tindak lanjuti ke Polres Meranti. Malah Pihak polsek menganjurkan untuk berdamai secara kekeluargaan�, jelas Jamal. Liputan Tommy
0 comments:
Post a Comment