SigapNews | Inhu - Menjamurnya pertumbuhan lokalisasisi sebagai sarana prostitusi di kabupaten Indragiri Hulu (Inhu), Riau saat ini sudah sangat meresahkan, namun sejauh ini Pemkab (Pemerintah Kabupaten) Inhu (Indragiri Hulu) masih dianggap setengah hati untuk memberantas tempat-tempat maksiat tersebut.
Demi ingin daerahnya terbebas dari tempat maksiat, agar anak dan suami nya tidak terpengaruh, ibu-ibu dari Masjelis Taklim, Kelurahan pangkalan kasai, Kecamatan Seberida rela mengkorbankan waktunya untuk melakukan Sweeping ke tempat-tempat yang diduga sebagai sarana prostitusi, seperti cafe atau warung remang-remang, karoke, panti pijat plus plus.
Sedikitnya ada sekitar 400 orang lebih ibu Masjelis Taklim Kel.Pangkalan Kasai pada hari jum'at 06 febuari 2015 yang terpantau mulai bergerak sekira pukul 14.30 WIB.
Tindakan Sweeping dilakukan hanya ingin memastikan, benar tidak cafe prostitusi di daerahnya sudah di tutup,"kata Hj Asmawati, ketua majelis taklim Pangkalan Kasai kepada wartawan, Jumat (06/02/15).
Di jelaskannya, bila hanya mengharapkan Pemkab Inhu,Satpol PP atau pemerintahan setempat entah mau sampai kapan akan melakukan penutupan atau pun pemberantasan tempat-tempat maksiat yang sudah sangat meresakan masyarakat,"jelasnya.
�Kami mulai melakukan sweeping dari simpang PT KAT sampai simpang Kasus. Kami juga mendapat pengawalan ketat dari pihak kepolisian dan pemerintah kecamatan. Saat kami melakukan sweeping dibeberapa tempat lokasi prostitusi,ternyata masih ada yang buka. Ada dua cafe dan tiga panti pijat yang masih beroperasi, dan saat kami sampai disalah satu lokasi tersebut banyak para pekerja maupun tamu hidung belang pada berlarian menuju semak-semak, mungkin bapak-bapak itu malu ketahuan, apalagi kalau keberadaan mereka di tempat maksiat tersebut sampai dilihat sama anak istrinya,"ungkapnya.
Selain itu sambung Asmawati, Kami meminta kepada pemerintah setempat, seperti camat untuk segera melakukan pembongkaran tempat tersebut. Bila tempat tersebut tidak di bongkar, sangat di kawatirkan sewaktu-waktu mereka akan membuka lagi tempat usahanya.
Disebutkannya, bila camat tidak bisa menegaskan kepada pemilik usaha prostitusi untuk membongkar tempat usahanya, mungkin kami ibu-ibu Masjelis Taklim yang akan bergerak untuk membongkar paksa.
Kami beri waktu satu bulan, hingga pemilik cafe remang-remang tersebut membongkarnya. Bila bulan depan mereka tidak juga membongkar bangunan tersebut, kami yang akan membongkar, dan tentunya dengan cara kami,"sebut Hj Asmawati,
Terkait hal ini Camat Seberida Triyatno saat di konfirmasi wartawan membenarkan kejadian tersebut, "Benar ibu-ibu Majelis Taklim dari Kel,pangkalan Kasai melakukan Sweeping yang di kawal oleh fihak Kepolisian dan juga Kepala Seksi Terantip, kecamatan seberida. Mengenai tuntuntan para ibu-ibu Majelis Taklim, untuk melakukan pembongkaran tempat-tempat prostitusi tersebut, maka selaku Camat kami sedang berupaya untuk bertemu dengan pemilik cafe, karena kebanyakan tempat esek-esek tersebut disewakan pemiliknya,"papar Camat Seberida,
Sementara itu Kapolres Inhu AKBP Ari Wibowo SH,Sik melalui Kapolsek Seberida Kompol H Bastari saat dikonfirmasi membenarkan ihwal ibu-ibu Majelis taklim melakukan sweeping dicafe remang-remang, karoke, dan panti pijat, Ada dua cafe dan tiga panti pijat yang mereka datangi untuk diberi peringatan.
Mereka telah memberitahukan aksi itu sebelum bertindak, Dengan demikian kita menghimbau kepada pengusaha cafe karoke ataupun tempat prostitusi untuk segera melakukan penutupan dan pembongkaran tempat usahanya, sebelum para ibu-ibu melakukan tindakan anarkis, dan semua ini demi untuk kebaikan kita bersama,"imbau Kompol H Bastari.*(MARLAN EFENDI SAMOSIR)
0 comments:
Post a Comment